• Home
    • Home alternate
    • Blog no sidebar
    • Blog Masonry
    • Pagination
  • About
    • Typography
    • Shortcodes
    • Archives
    • Grid
    • 404
    • Search Results
    • Form Elements
  • Portfolio
    • Portfolio single
  • Gallery
    • Gallery single
  • Contact

RUNI

Unspoken Thougt





"Budaya adalah satu-satunya harta karun yang tidak akan pernah hilang akibat berjalannya waktu"


Pandji Pragiwaksono pernah bilang gini, "kenapa artis Korea, ntah musik ataupun dramanya lebih mudah 'go international' daripada artis Indonesia?" Masih kata Pandji, dulu ketika dia menjalani World Tour pertamanya, Messake Bangsaku banyak yang nanya "Mas kenapa nggak pake Bahasa Inggris? Kan keliling dunia?" terus Pandji jawab, "apakah kalau orang Korea keliling dunia lirik lagunya harus di ganti ke Bahasa Inggris?" tentu jawabannya tidak. Terus kenapa Budaya Indonesia rasanya tidak semudah itu masuk ke Negara lain? Let me try to explain. 

Sebelum membahas lebih lanjut, maaf-maaf nih buat para fangirl atau fanboy Korea. Postingan kali ini sama sekali tidak bermaksud buat menjelek-jelekan mereka, bahkan saya berharap Indonesia bisa belajar dari mereka. Kalau ada kata-kata yang dianggap kurang pas atau salah, maafkan saya ya Adik-Adik, saya bukan fans mereka soalnya, jadi ngga terlalu 'mengenal' mereka.

Pertama saya akan coba bahas dari drama-drama Korea, seorang teman pernah berkata, "sebenernya cerita-cerita Korea yang sekarang, yang cowoknya jutek padahal suka udah ada dari dulu di Indonesia, liat aja itu Tita sama Adit di  Eiffel I'm in Love." Saya pun langsung teringat dan berkata "iya juga yaaa," lalu langsung berpikir, kenapa Indonesia saat ini terkesan 'tertinggal' dari Negara Gingseng itu?  Jawabannya mungkin dulu sudah pernah saya bahas disini, kalau Korea buat karya itu tidak penah setengah-setengah, saya akui ide-idenya pun terkadang lebih bagus dari Indonesia, terutama bila dibandingkan dengan Sinetron Indonesia. Lalu, yang terlihat jelas, jadwal ditayangkan di televisi juga jauh berbeda, di Indonesia sendiri hampir semua Sinetron itu kejar tayang which is tayang setiap hari, dan tidak tanggung-tanggung sekali tayang bisa sampai 2 jam! Itu sih ngalahin film. Jadi, sangat wajar apabila ceritanya makin kesini makin terlihat monoton dan tidak masuk akal, para tim juga pusing kali lama-lama bikin karya yang kesannya 'dituntut' oleh rating, stasiun TV, dan pasar itu. Mungkin karena hal itu ke-idealis-an mereka lama-lama hilang begitu saja. 

Hal lainnya yang mungkin mempengaruhi adalah promosi, atau apa ya saya tidak menemukan kata-kata lainnya yang bisa menggambarkan maksud saya. Intinya, karya Indonesia itu banyaaaaakkkk banget yang bagus, musik, film, buku, bahkan mungkin sinetron dan sitkom. Akses orang Indonesia untuk 'mengetahui' hal-hal tersebut yang agak sulit, lebih sulit daripada musik dan drama-drama Korea. Ada yang tau film What They Don't Talk About When They Talk About Love karya Mouly Surya? Itu adalah salah satu film Indonesia yang bisa masuk Sundance Festival, salah satu festival film yang berkelas di Dunia. Dan kalian tau? Film ini cuma ditayangkan di beberapa Bioskop, seinget saya Blitz dan hanya dalam waktu singkat, ditambah tidak ada penanyangan di televisi. Padahal film ini juga cukup banyak menghasilkan prestasi di ajang Indonesian Movie Awards 2014. Salah satunya Ayushita yang memenangkan the best actris of the year kalau tidak salah.

Dari sisi sinetron, atau oke serial televisi, hmmm.... agak susah memang cari serial televisi sekarang yang masih bermutu. Hmmmm.... Sejauh ini agak berbeda dan sebenarnya mungkin bagus adalah Halfworlds karya Joko Anwar, yang hanya tayang di HBO dan TV kabel lainnya. Kenapa? Saya juga tidak tau, apakah memang konsep Joko Anwar yang hanya ingin ditayangkan di HBO, atau memang sudah kontrak dengan HBO, atau stasiun lokal tidak sanggup membayar atau lebih parahnya tidak mau membeli karena tidak sesuai dengan pasar?

Untuk musik, coba sebutkan musisi Indonesia siapa saja yang sudah berhasil buat konser di Luar Negeri? Banyak! Orkestra-nya Adie MS, musisi dari Elfa's dan Yovie kayaknya sudah tidak perlu kita masukan dalam hitungan. Maliq D’essenstial dan D’massive pun bahkan sudah pernah melaksanakan konser di luar Negeri, kalau tidak salah di Australia. Lalu kenapa musisi Indonesia ‘dirasa’ masih kalah dengan Musisi yang berasal dari Negeri Gingseng itu? Pertanyaan lain yang muncul dan mungkin paling mendasar, kenapa rakyat Indonesia sendiri terlihat seperti yang ‘tidak’ menghargai hasil karya sesama anak Negeri? Mengapa kita selalu ‘terkesan’ lebih memilih karya dari luar daripada dari negeri sendiri? Ask yourself.


"kalau bukan kita yang  menjaga dan mempromosikan budaya sendiri, hasil karya anak bangsa, siapa lagi?"


Pict : From Tumblr




Akhirnya aku bisa merasakan rasa senangnya dan terharunya Ika Natassa kalau ada yang memberikan review tentang karya yang sudah di buat. Jangan bandingkan tulisanku dengan tulisan-tulisan Ika Natassa, Dee Lestari, Sita Karina atau bahkan Kurniawan Gunadi, karena kualitas tulisanku masih jauh di bawah mereka semua. Tapi mungkin perasaan yang ku rasa bisa sebanding sama yang mereka rasakan.

Dari awal memang aku sudah suka menulis, dari mulai nulis buku diari dari jaman SD, cerita fiksi ala-ala anak SMP yang ditolak penerbit, curahatan di Blog ini yang bikin bergeridik sendiri karena baru sadar kalau itu tidak pantas untuk di-share di publik, sampai akhirnya memberanikan diri bikin buku beberapa tahun lalu.

Buku pertama yang dibuat punya judul "I Called It Life" dan jujur judul buku itu terinspirasi dari judul lagu "Called it Love" karya Lionel Richie. Ya namanya buku pertama, aku lebih banyak merasa tidak puas dan sedikit kecewa dengan karya sendiri. Merasa kalau materi di buku itu masih kurang matang, ada beberapa chapter yang sebenarnya benar-benar tidak penting, dan lain sebagainya. Tapi hasrat buat terus nulis dan berbagi dengan banyak orang itu terus ada. Sampai pada akhirnya saat sudah lulus kuliah S1 waktu itu which is three years ago, aku kembali tertarik untuk 'merombak' buku pertama itu dan membuat konsepnya menjadi lebih matang. Dari mulai memperbaiki sub-chapter yang sudah ada, membuat sub-chapter baru, sampai penggantian judul. Jadi lah buku L.I.F.E (Learn, Image, Fate, Exist). Kenapa judulnya itu? Karena sebenarnya di dalam hidup itu kita akan terus bertemu dengan keempat hal tersebut (mau tau lebih lanjut, silahkan beli atau baca bukunya ya, hehe).

Perjalanan sampai akhirnya perombakan selesai pun tidak mudah. Mulai dirubah dari mulai tahun 2013, terpotong karena sibuk cari kerja, kerja, les, dan laptop rusak, sehingga file-nya stuck di Laptop lama, sampai akhirnya file itu berhasil dipulihkan. Dengan semua drama itu, buku L.I.F.E ini berhasil diselesaikan pada tahun 2015. Gila! 'rombak' aja butuh waktu 2 tahun. Setelah proses editing typo beberapa kali, akhirnya buku itu resmi terbit di nulisbuku.com.  Setelah buku itu terbit, aku pribadi masih kurang puas dengan buku ini, bahkan sampai sekarang. Aku masih selalu merasa kurang, dan selalu merasa masih banyak yang seharusnya aku kembangkan waktu itu.

Namun ternyata animo orang-orang cukup baik, berbeda dengan apa yang aku sebenarnya rasakan. Ya semakin maraknya media sosial, aku jadi lebih mudah untuk mempromosikan buku ini. Meskipun kebanyakan yang membeli itu masih teman atau kerabat, namun kepuasan itu pelan-pelan muncul pada diriku, rasa senang karena dapat berbagi dengan mereka, dan terharu ketika beberapa dari mereka bilang bahwa aku menjadi 'inspirasi' untuknya, terutama untuk mereka yang memang juga senang menulis.

Ketika sudah mendapatkan review yang bermacam-macam, yang positif maupun negatif, rasanya berapa banyak buku yang terjual, berapa banyak untung yang aku terima itu tidak ada apa-apanya. Respon dari mereka yang mendorong ku untuk terus berkarya dan berkarya lagi sampai saat ini, sampai masa depan yang tak terhingga. Mereka yang mendorong ku terus untuk terus menghasilkan tulisan yang lebih baik dan lebih baik lagi. Jujur, mungkin dulu aku 'menghasilkan' buku hanya demi 'bertambahnya uang jajan' namun saat ini hal tersebut sudah bukan point utama lagi. Terus berkarya, terus menulis, terus mewakili mereka yang merasakan hal yang sama, dan terus memberikan 'inspirasi' terasa lebih indah dan berarti daripada pundi-pundi rupiah (ini serius, ya meskipun rupiah juga perlu sih hehehe).

Terakhir aku mau ucapkan terima kasih sekali buat teman-teman, kerabat, atau mungkin orang lain yang setia baca blog ini, yang sudah membaca buku L.I.F.E ntah yang beli atau pinjam. Terima kasih sudah selalu mengingatkan, memotivasi ku untuk terus menulis, dan berkarya. Mohon tunggu karya selanjutnya yaa.. Semoga cepat selesai dan memberikan inspirasi lagi untuk teman-teman semua :)



Regards,


Seruni Yuniarti..
  • Older posts →
  • ← Newer Posts

About Me

Movie, Book, Food enthusiasm, Writter (?), Master Studernt, co-founder scriptcathcer.wordress.com.
Labels
  • Bandung
  • Buku
  • Dessert
  • Ice Cream
  • L.I.F.E
  • Lesson
  • Life
  • Marriage
  • Menemukan Indonesia
  • menulis
  • Novel
  • Nuhun Kang Emil.
  • nulisbuku
  • Pandji Pragiwaksono.
  • Pantai Indah Kapuk
  • Pengalaman
  • Project
  • Review
  • Sunsilk Kilau Fest
  • Visit Bandung
  • Wisata kuliner.
  • workshop

Visitors

Popular Posts

  • i was enchanting to meet youuuu~
    lagu ini lagi jadi lagu favorite saya sekarang-sekarang, mungkin karna lyric-nya lagi pas banget sama hati, hahaha. coba dengerin dan resapi...
  • Camellia Shari Ramdhan Pasha
    "We don't meet everyday, not even every months. But I've known you for all my life. Family." Now, I will write a...
  • be your self, no matter what !
    kenapa saya masang 2 gambar diatas? karena dua orang diatas bisa jadi contoh supaya kita bisa mencintai diri kita apa adanya. yang pertama a...
  • "I Called it Life"
    sebenarnya banyak hal yang bisa kita bahas di hidup ini.. apa sebenarnya hidup itu, bagaimana seharusnya kita dan lain sebagainya. buanyaaa...
  • LIFE = WHEELS
    hidup itu kayak roda, kayak bianglala, muter, dinamis, gak jalan di tempat, gak gitu-gitu aja. mungkin isi blog ini gak jauh beda sama isi...
  • korea addict!
    setelah lama gak posting skrg saya mau coba ngebahas yang sebenernya gak 100% saya paham. sekarang hampir di seluruh duniaaaa terutama di In...
  • Selamat Ulang Tahun, Bandung!
    “meskipun kau telah banyak berubah, kau tetap bunga di hati ku” Perasaanku campur aduk melihatmu berkembang dengan pesatnya. ...
  • take a risk!
    hidup itu pilihan, dan pilihan itu pasti punya resiko, apapun! berani melangkah, harus berani juga dengan resiko yang sudah tersenyum manis...
  • it just about time
    sebenernya saya bingung mau nulis apa, hahahahaha. lagi-lagi disini saya mau cerita tentang kehidupan pribadi (maaf ya, hehe) tapi bukannya ...
  • good person, bad reputation.
    saya sempet baca di buku, reputation is everything. kita punya banyak temen, gak punya temen. cepet punya pacar, jomblo terus, disayang guru...

Twitter

Twitter

Instagram

Instagram

Electronic Mail

Electronic Mail

la mia parola

la mia parola

Archive

  • ► 2017 (1)
    • ► January (1)
  • ▼ 2016 (10)
    • ► December (2)
    • ► November (1)
    • ► September (2)
    • ▼ August (2)
      • Indonesia vs Korea Selatan
      • My Pleasure :')
    • ► May (1)
    • ► April (1)
    • ► March (1)
  • ► 2015 (11)
    • ► November (2)
    • ► October (1)
    • ► September (1)
    • ► August (1)
    • ► May (1)
    • ► April (2)
    • ► March (1)
    • ► February (1)
    • ► January (1)
  • ► 2014 (9)
    • ► December (3)
    • ► November (2)
    • ► October (1)
    • ► June (1)
    • ► March (1)
    • ► January (1)
  • ► 2013 (8)
    • ► December (1)
    • ► October (1)
    • ► September (2)
    • ► July (1)
    • ► May (1)
    • ► January (2)
  • ► 2012 (26)
    • ► November (2)
    • ► October (1)
    • ► September (2)
    • ► August (1)
    • ► July (2)
    • ► June (2)
    • ► May (3)
    • ► April (2)
    • ► March (2)
    • ► February (4)
    • ► January (5)
  • ► 2011 (14)
    • ► December (2)
    • ► November (1)
    • ► October (1)
    • ► September (1)
    • ► August (5)
    • ► July (1)
    • ► June (1)
    • ► February (1)
    • ► January (1)
  • ► 2010 (11)
    • ► December (1)
    • ► October (1)
    • ► July (2)
    • ► May (2)
    • ► April (1)
    • ► March (3)
    • ► February (1)
  • ► 2009 (4)
    • ► December (1)
    • ► July (2)
    • ► May (1)

I Called it LIFE

I Called it LIFE

friends

  • Alyssa Soebandono
    8 years ago
  • hot chocolate and mint
    3 weeks ago
  • Oracular Spectacular
    11 years ago
  • RUNI
    8 years ago
  • SCRAPTERRA
    7 years ago
  • Sosial & Budaya
    10 years ago

Followers

RUNI
  • Home
Created by ThemeXpose. All Rights Reserved.